Profil Desa Klinting
Ketahui informasi secara rinci Desa Klinting mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Klinting, Kecamatan Somagede, Banyumas, pusat industri rumahan opak singkong yang legendaris. Temukan kisah desa agraris yang mengubah ubi kayu menjadi sumber ekonomi utama, memadukan tradisi, ketangguhan, dan potensi alam di perbukitan Banyum
-
Sentra Opak Singkong Terbesar
Desa Klinting dikenal luas sebagai pusat produksi opak singkong atau opak kempling di Banyumas, dengan mayoritas warganya terlibat dalam industri rumahan ini dari hulu hingga hilir.
-
Ekonomi Berbasis Ubi Kayu
Perekonomian desa secara dominan ditopang oleh budidaya dan pengolahan ubi kayu, yang tidak hanya menjadi bahan baku opak tetapi juga sumber pendapatan utama bagi sebagian besar keluarga.
-
Potensi Agrowisata dan Tantangan Regenerasi
Desa ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai tujuan agrowisata berbasis opak singkong, namun menghadapi tantangan dalam hal regenerasi perajin dan modernisasi produksi untuk keberlanjutan usaha.

Di salah satu sudut perbukitan Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas, terdapat sebuah desa yang namanya begitu identik dengan bunyi renyah dan rasa gurih yang khas. Desa Klinting, sebuah permukiman agraris yang tenang, merupakan episentrum dari industri rumahan opak singkong, sebuah penganan tradisional yang telah melegenda. Jauh dari kebisingan kota, denyut nadi ekonomi dan sosial desa ini berdetak seirama dengan proses produksi opak, mulai dari cabut singkong di kebun hingga suara kemplingan saat adonan dipipihkan, menjadikannya sebuah contoh nyata ketahanan ekonomi berbasis kearifan lokal.
Sebagai sebuah entitas pemerintahan dengan kode wilayah 33.02.09.2005, Desa Klinting adalah manifestasi dari bagaimana sebuah komoditas dapat membentuk identitas dan menjadi sumber kehidupan komunal. Sebagian besar warganya, terutama kaum perempuan, adalah perajin ulung yang mewarisi keterampilan membuat opak secara turun-temurun. Kisah tentang "Desa Klinting Somagede," "opak singkong Banyumas," dan "UMKM Desa Klinting" bukan hanya sekadar frasa pencarian, melainkan sebuah jendela untuk menelisik lebih dalam tentang kerja keras, tradisi dan harapan yang tertanam di setiap keping opak yang dihasilkan.
Sejarah dan Tata Pemerintahan
Meskipun catatan sejarah formal mengenai berdirinya Desa Klinting sulit untuk dilacak secara detail, eksistensinya sebagai sebuah permukiman agraris telah berlangsung selama berabad-abad. Nama "Klinting" sendiri diyakini oleh sebagian masyarakat lokal berasal dari suara gemerincing (klinting-klinting) yang dahulu sering terdengar di wilayah ini. Kehidupan masyarakatnya sejak dulu sangat bergantung pada hasil bumi, terutama tanaman palawija yang cocok dengan kontur tanah perbukitan. Ubi kayu atau singkong menjadi komoditas yang paling adaptif dan akhirnya menjadi fondasi bagi lahirnya industri opak.
Saat ini, roda pemerintahan Desa Klinting dijalankan oleh seorang Kepala Desa beserta jajarannya di Kantor Balai Desa Klinting. Mengacu pada data publik terakhir, jabatan Kepala Desa Klinting diemban oleh Bapak Carsad. Pemerintah desa memegang peranan krusial dalam administrasi kependudukan, perencanaan pembangunan melalui Musrenbangdes, serta pemberdayaan masyarakat. Salah satu fokus utama pemerintah desa adalah mendukung keberlanjutan UMKM opak singkong yang menjadi ikon desa. Berdasarkan data BPS dalam "Kecamatan Somagede Dalam Angka 2024," Desa Klinting memiliki luas wilayah sekitar 2,24 km², menjadikannya salah satu desa dengan luas wilayah terkecil di kecamatan tersebut. Namun dari lahan yang relatif tidak luas ini, denyut ekonomi yang besar berhasil diciptakan.
Opak Singkong: Jantung Perekonomian Desa
Jika ada satu hal yang mendefinisikan Desa Klinting, maka itu adalah opak singkong. Hampir di setiap rumah, terutama di Dusun Karanganyar, dapat dijumpai aktivitas produksi opak. Industri ini telah menjadi sumber pendapatan utama bagi mayoritas penduduk, melampaui pendapatan dari sektor pertanian murni. Proses produksi yang masih sangat tradisional menjadi ciri khas sekaligus daya tarik utamanya. Semua tahapan, mulai dari mengupas singkong, merebus, menumbuknya hingga menjadi adonan halus, memberi bumbu, memipihkannya dengan cara dikempling (dipukul dengan palu khusus di atas landasan batu/besi), hingga menjemurnya di bawah terik matahari, dilakukan secara manual.
Keterlibatan perempuan dalam industri ini sangat dominan. Para ibu rumah tangga menjadi motor penggerak utama, bekerja secara individu maupun berkelompok untuk menghasilkan ribuan keping opak setiap harinya. Keterampilan ini diwariskan dari ibu ke anak, menjadikannya sebuah tradisi hidup yang bernilai ekonomi. Opak dari Klinting dikenal memiliki tekstur yang lebih renyah dan rasa yang lebih gurih. Para perajin biasanya menjual hasil produksi mereka kepada pengepul yang datang langsung ke desa, atau menjualnya di pasar-pasar terdekat. Menjelang hari raya seperti Idul Fitri, permintaan akan opak Klinting meroket tajam, membuat seluruh desa sibuk untuk memenuhi pesanan.
Meskipun menjadi tulang punggung, industri ini bukannya tanpa tantangan. Ketergantungan pada cuaca, di mana proses penjemuran membutuhkan panas matahari, menjadi kendala utama saat musim hujan. Selain itu, fluktuasi harga bahan baku singkong dan regenerasi perajin menjadi isu penting lainnya. Banyak generasi muda yang lebih memilih bekerja di luar sektor ini, sehingga ada kekhawatiran akan keberlanjutan tradisi pembuatan opak di masa depan. Upaya modernisasi, seperti penggunaan oven pengering atau alat pemipih mekanis, masih terbatas dan perlu didorong untuk meningkatkan efisiensi tanpa menghilangkan keunikan rasa tradisionalnya.
Pertanian sebagai Penopang Utama
Sebagai desa agraris, sektor pertanian tetap menjadi fondasi penting bagi kehidupan warga Desa Klinting. Selain menjadi pemasok utama bahan baku singkong untuk industri opak, lahan-lahan di desa ini juga ditanami berbagai komoditas lain. Ubi kayu menjadi tanaman paling dominan. Data BPS menunjukkan Kecamatan Somagede secara keseluruhan memproduksi 212.870 kuintal ubi kayu pada tahun 2023, dan Desa Klinting merupakan salah satu kontributor utamanya.
Selain ubi kayu, para petani juga menanam padi di area sawah yang terbatas, serta tanaman palawija lainnya seperti jagung dan sayur-mayur untuk konsumsi sehari-hari maupun untuk dijual. Keberadaan kelompok tani di desa menjadi wadah bagi para petani untuk saling bertukar informasi, mendapatkan penyuluhan, dan mengakses program bantuan dari pemerintah. Keterkaitan antara sektor pertanian (hulu) dan industri pengolahan (hilir) di Desa Klinting merupakan contoh ideal dari sebuah rantai nilai ekonomi pedesaan yang terintegrasi.
Kehidupan Sosial dan Infrastruktur
Berdasarkan data kependudukan terakhir yang tersedia, populasi Desa Klinting diperkirakan berjumlah sekitar 2.700 hingga 3.000 jiwa. Kehidupan sosial masyarakatnya sangat erat dan diwarnai semangat gotong royong. Tradisi "sambat" atau saling membantu antar tetangga, terutama saat ada hajatan atau dalam proses produksi opak skala besar, masih terpelihara dengan baik. Kegiatan keagamaan dan perayaan hari besar menjadi momen penting yang memperkuat ikatan komunal warga.
Dari sisi infrastruktur, Desa Klinting terus berbenah. Akses jalan utama yang menghubungkan desa dengan pusat kecamatan sudah beraspal dan dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat, mempermudah distribusi opak dan mobilitas warga. Fasilitas dasar seperti listrik dan akses air bersih telah menjangkau sebagian besar rumah tangga. Untuk layanan pendidikan, di desa ini terdapat Sekolah Dasar (SD) Negeri Klinting yang menjadi tempat bagi anak-anak untuk mengenyam pendidikan awal. Untuk jenjang selanjutnya, para siswa biasanya melanjutkan ke SMP yang berada di pusat kecamatan, Desa Somagede. Begitu pula dengan layanan kesehatan, warga dapat mengakses Puskesmas Somagede yang menjadi pusat layanan kesehatan utama di tingkat kecamatan.
Ke depan, Desa Klinting memiliki potensi besar yang belum tergarap maksimal, yakni agrowisata. Konsep wisata edukasi yang mengajak pengunjung untuk melihat dan mencoba langsung proses pembuatan opak singkong dari awal hingga akhir dapat menjadi daya tarik yang unik. Hal ini tidak hanya akan memberikan nilai tambah ekonomi bagi warga, tetapi juga berfungsi sebagai media promosi dan edukasi yang efektif untuk menjaga kelestarian opak Klinting. Dengan sentuhan inovasi, pengemasan yang lebih modern, dan strategi pemasaran digital, opak Klinting memiliki peluang untuk menembus pasar yang lebih luas, membawa nama harum Desa Klinting sebagai "dapur opak" Banyumas yang otentik dan berkualitas.